Bukan cuma manusia modern yang suka makan brondong
alias popcorn. Manusia kuno yang hidup di pantai wilayah Peru
pun memakannya. Namun demikian, brondong yang dimaksud tak seperti yang
dibuat sekarang. Pada masa lalu, manusia memasak jagung menjadi
brondong dengan cara mereka sendiri.
Arkeolog menemukan bukti bahwa budaya
makan brondong suda ada sejak 6700 tahun yang lalu, 2000 tahun lebih tua
dari yang diperkirakan. Bukti budaya makan brondong sebelumnya
ditemukan dari masa 5000 tahun yang lalu. Namun, bukti yang didapatkan
sebelumnya masih minim untuk memberikan informasi.
Bukti terbaru menunjukkan bahwa
budaya makan brondong jauh lebih tua. Ilmuwan menemukan bonggol jagung
purba, sekam, batang dan rambut rambut jagung. Peneliti yang
menemukannya ialah Dolores Pipermo, kurator New World di National Museum
of Natural History di Washington dan ilmuwan di Smithsonian Trpical
Research di Panama.
Ia mengungkapkan, orang-orang
kuno yang hidup di Paredones dan Huaca memasak jagung dalam
berbagai cara. Contohnya dengan membungkus bonggol dengan material
tertentu dan mendiamkannya di arang, membakarnya langsung pada api
ataupun memasak jagung di oven tanah.
Pipermo mengungkapkan,
masyarakat dahulu tidak memakan jagung dalam jumlah besar atau sebagai
makanan pokok. Mereka memakannya sebagai makanan kecil alias snack.
Jagung pertama kali dibudidayakan di Meksiko 9000 tahun lalu, jenis
teosinte. Beberapa ribu tahun kemudian, jagung dibawa ke Amerika latin.
Yang mengejutkan Pipermo,
ternyata jenis jagung yang dibudidayakan tidak hanya satu jenis, sangat
beragam dan berwarna-warni. "Petani suka bereksperimen dan menumbuhkan
tanaman yang keren," kata Pipermo seperti dikutip National Geographic,
Kamis (19/1/2012).
Hasil penelitian Pipermo
dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences bulan
ini. [sumber:sains.kompas.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar